Cerita dan puisi Mamah

Dari kemarin pengen posting tapi kok ya ...sepertinya kena ''kram otak''

gara2 dari selasa di kantor di kejar2 trus sama customer utk kirim barangnya ke Jakarta dan jadwal kapal selasa malam sedangkan dokument belum selesai....wah....dari pagi jantung ku berdegup kencang....kawatir ngga bisa kejar jadwal kapal....monitor terus kawan dokument yang dilapangan...sampai jam16.30 belum ada kepastian dari orang dokument...dan diriku di telp BOSS

'' Nuke jangan pulang dulu ya sebelum ada kepastian barangnya berangkat"

Gila bener si Boss itu....ya terpaksa dech mamanya melupakan Nayla dan Syifa sejenak demi kerjaan ...

Akhirnya diriku ikut turun kelapangan sore itu sampai jam 21.00 malam.Finally dokument kita kelar dan barang akhirnya bisa berangkat .

Untung si papah pulangnya cepat jadi bisa jagain 2 bidadari ku dirumah....

Sedih juga pulang kerumah anak2 udah tidur....

Papah nya cerita Nayla bilang"mama jahat ya pah ...pulangnya malam2"

wah makin sedih dan bersalah lah diriku ...

Kukecup kening Nayla dan berkata"maafin Mama ya nak...besok2 mama pulang sore ya"

tadi dapat milis di e-mail puisi dari Ratih Sang ......posting disini tuk ke 2 anak ku NAYLA dan SYIFA...especially for Syifa satu hari menjelang Ultahnya...

Bila Ibu Boleh Memilih
Anakku...
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar
karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu?
Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan
kebesaran Allah
Sembilan bulan nak...
Engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak
karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak
nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata
Anakku...
Bila ibu boleh memilih untuk ibu berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu
pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke
luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita
berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa
sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah...
saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati
tentang junjungan kita
Rasulullah di telinga mungilmu
Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau
harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu
dengan tetesntetesan dan tegukan tegukan yang sangat
berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu
dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak
bisa rasakan
Anakku...
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang
rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu
Tetapi anakku...
Hidup memang pilihan...
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak...
Maafkan ibu...
Maafkan ibu...
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle
kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan
kita yang hilang
Percayalah nak...
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak...
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu...