Monday, September 12

Kisah Ember dan Pipa


Kisah Ember dan Pipa
Zaman dahulu kala ada sebuah desa kecil yang indah. Tempat itu sangat menyenangkan, sayangnya disana ada sebuah masalah. Desa itu tak punya air jika hujan tidak turun. Untuk menuntaskan masalah itu selamanya, para tetua desa memutuskan menawarkan kontrak bagi pengiriman air harian ke sana. Dua orang mengajukan diri melakukan tugas itu dan para tetua memberikan kontrak itu kepada mereka berdua. Mereka merasa bahwa persaingan akan menekan harga hingga tetap rendah dan menjamin persediaan cadangan air.


Orang pertama yang mendapat kontrak itu , Ed, langsung berlari pergi, membeli dua ember baja dan mulai berlari bolak balik menyusuri jalan setapak menuju danau yang jaraknya 1,5 kilometer dari desa. Ia langsung mulai menghasilkan uang saat bekerja keras dari pagi hingga petang, mengangkut air dari danau dengan kedua embernya. Ia menuangnya ke dalam tangki penyimpanan terbuat dari beton yang telah dibangun penduduk desa itu. Setiap pagi ia harus bangun sebelum yang lain supaya bisa memastikan ada cukup air bagi penduduk desa saat mereka memerlukannya. Ia harus bekerja keras, tapi ia sangat senang karena bisa menghasilkan uang dan karena mendapatkan salah satu kontrak ekslusif dalam bisnis penyedian air itu.


Pemegang kontrak kedua, Bill, beberapa saat ia menghilang. Ia tidak terlihat selama berbulan-bulan, yang membuat Ed sangat bahagia karena ia jadi tidak mempunyai saingan. Ed mendapatkan smua pemasukan.


Bukannya membeli dua ember untuk bersaing dengan Ed, si Bill membuat rencana usaha, mendirikan perusahaan, mendapatkan empat penanam modal, mengangkat seorang presiden eksekutif untuk melakukan pekerjaannya, dan kembali enam bulan kemudian dengan kru bangunan. Dalam waktu satu tahun timnya telah membangun jaringan pipa baja antikarat bervolume besar yang menyambungkan desa dengan danau.


Pada pesta pembukaan, Bill mengumumkan bahwa airnya lebih bersih daripada air Ed. Bill tau ada banyak keluhan tentang kotoran dalam air Ed. Bill juga mengumumkan bahwa ia bisa memasok air untuk desa selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Ed thanya bisa mengantarkan air pada hari kerja…ia tidak bekerja pada akhir pekan. Lalu Bill mengumumkan bahwa ia akan memberikan harga 75% lebih murah daripada Ed untuk sumber airnya yang berkualitas lebih tinggi dan lebih bisa diandalkan. Penduduk desa bersorak sorai dan langsung berlari ke kran di ujung saluran pipa Bill.

Supaya bisa bersaing, Ed langsung menurunkan harganya sebanyak 75% , membeli dua ember lagi, menambahkan penutup pada ember-embernya, dan mulai mengangkut empat ember satu kali jalan. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, ia memperkerjakan kedua anak laki-lakinya untuk membantunya melakukan giliran kerja malam dan pada akhir pekan. Ketika mereka pergi bersekolah diperguruan tinggi, ia berkata kepada mereka ,

“cepatlah kembali karena suatu saat bisnis ini akan menjadi milik kalian”


Entah kenapa, stelah lulus perguruan tinggi, kedua putranya tak pernah kembali. Akhirnya Ed mendapat masalah-masalah kepegawaian. Serikat buruh menuntut kenaikan gaji, peningkatan tunjangan dan ingin anggotanya hanya mengangkut satu ember sekali jalan.

Bill, dilain pihak, sadar bahwa jika desa itu membutuhkan air berarti desa-desa lain juga membutuhkannya. Ia menulis ulang rancangan bisnisnya dan pergi untuk menjual system penyaluran air bersihnya yang berkecepatan tinggi, bervolume besar, dan berbiaya rendah ke desa-desa diseluruh dunia. Ia hanya mendapat keuntungan satu penny untuk setiap ember yang disalurkan, tapi ia mengirimkan miliaran ember air setiap hari, dan semua itu mengalir kedalam rekening bank nya. Bill telah membangun saluran pipa untuk mengalirkan uang bagi dirinya sendiri selain untuk menyalurkan air ke desa-desa.

Bill hidup bahagia selamanya, dan Ed bekerja keras seumur hidupnya dan selalu mempunyai masalah finansial…..


+++++++++++++++++++++++++++++++++++++


Pertanyaannya adalah :
“apakah aku membangun saluran pipa atau mengangkuti ember?

“apakah aku bekerja keras atau bekerja dengan cerdik?”

Silakan baca buku Robert T Kiyosaki ( rich dad poor dad)..


Nah, Buat teman-teman yang sudah lelah mengangkuti ember dan siap membangun saluran pipa agar uang bisa mengalir ke dalam kantong sendiri, bisa mampir ke bisnisku ini yaa….hhehehe..

kalo mau dapet e book gratis tentang Langkah Jitu menghasilkan Uang dari internet bisa KLIK INI yaa... atau


Setelah membaca kisah tadi, coba renungkan kita sekarang ada di jenis mana, kita sekarang ini apakah Ed si pembawa ember atau Bill si saluran pipa? kalau kita amati kita hidup masih di dominasi oleh mental pembawa ember, jika ditawari kesempatan membangun saluran pipa maka mereka akan menolak " cuma mereka yang lebih dahulu terjun membangun saluran pipa yang akan sukses!" atau kalaupun mau membangun saluran pipa akan balas bertanya.."tapi harus mencangkul ya? saya gak bisa mencangkul!" padahal Bill sudah menjelaskan bukan, dengan membangun saluran pipa oleh banyak orang pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, apalagi Bill sudah memahami ilmu membangun saluran saluran Pipa.

Dari hikmah kisah diatas, saya yang semula rajin membawa-bawa ember, mulai memikirkan untuk membuat saluran pipa, karena saya berfikir ember-ember yang saya bawa tidak akan mampu memenuhi pencapaian mimpi-mimpi saya. supaya saluran pipa saya cepat rampung saya harus menghubungi orang-orang yang sudah ahli membuat saluran pipa, karena saya yakin dengan bergabung dengan para ahli pembuat saluran pipa, mimpi-mimpi saya akan segera tercapai.

dalam hal ini saluran pipa saya adalah dBC Network Oriflame, memang banyak yang menawarkan saluran pipa yang lain, tapi hanya dBC Network yang mempunyai peralatan ajaib namanya "e-pipeline" (saluran pipa internet). e-pipeline ini sungguh luar biasa dalam hal efisensi waktu, kegiatan 'mencangkul' batu karang yang sedianya dilakukan dalam 100 jam, bisa diefisenkan hanya dengan 1 jam.

Kini e-pipeline dBC Network saya mulai menampakkan hasil, dibawah bimbingan dan kerjasama para pembuat saluran e-pipeline lainnya di dBC Network, perlahan-lahan saluran pipa saya mulai memanjang dan mulai mengalirkan air sedikit-demi sedikit, pada saatnya nanti (tidak terlalu lama) saluran akan terbangun dan rampung, e-pipeline saya akan terus mengalirkan air meski saya pensiun nanti.

saat ini saya masih bekerja keras membangun e-pipeline dan menduplikasi e-pipeline lainnya, jika kalian sudah lelah membawa-bawa ember, saatnya bergabung dengan saya membangun e-pipeline super canggih yang akan mengalirkan air dengan deras, kalian tidak akan sendirian, kami semua di dBC Network akan saling bekerja membantu membangun salurannya sehingga mimipi-mimpi kita apapun itu bisa lebih cepat di capai.

No comments: